Cegah Kerusakan Hati Pada Ayam
Cegah
Kerusakan Hati Pada Ayam
Peran dan Fungsi Hati
Hati atau hepar merupakan
organ terbesar dalam tubuh yang berwarna merah kecoklatan yang tersusun oleh
sel-sel hati atau hepatosit. Hati merupakan organ berperan dalam pembentukan
sel darah merah, sekresi empedu, metabolisme, penyerapan vitamin , serta
detoksifikasi.
Pada unggas, kerusakan hati
dapat terjadi jika dalam tubuh terdapat mikotoksin (racun jamur) atau zat
toksin lain yang berlebih. Selain itu kerusakan hati juga bisa dikarenakan efek
dari timbulnya suatu penyakit, maupun pemakaian zat kimia yang berlebihan.
Hati memiliki fungsi yang cukup
rumit antara lain dalam metabolisme lemak, karbohidrat, protein, dan zat besi.
Fungsi hati diantaranya:
·
Detoksifikasi
·
Metabolisme nutrisi
·
Pembentukan dan ekskresi
empedu
Penyebab Kerusakan Hati
1. Mikotoksin
Adanya mikotoksin dalam
pakan ayam akan berpengaruh pada kesehatan ayam seperti menyebabkan turunnya
sistem kekebalan tubuh (imunosupresi), penurunan produksi, serta menimbulkan kerusakan organ seperti hati.
Mikotoksin merupakan senyawa organik yang dihasilkan oleh kapang (jamur)
tertentu yang bersifat toksik (racun).
Tingginya konsentrasi
mikotoksin pada bahan baku pakan dapat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan yang
meliputi proses produksi, panen dan penyimpanan yang kurang baik, serta
temperatur dan kelembaban yang tinggi, sehingga dapat menimbulkan penyakit
yaitu mikotoksikosis.
Gejala klinis mikotoksikosis
yang terjadi pada ayam tidak begitu spesifik, biasanya dalam bentuk penurunan
performa. Gejala yang ditimbulkan berbeda-beda tergantung dari status
kesehatan, umur, jenis kelamin, kondisi lingkungan, tipe serta durasi terpapar
oleh mikotoksin.
Jika dalam jumlah yang
tinggi, ketika dilakukan bedah dapat didiagnosa bahwa mikotoksin menyerang
organ spesifik secara langsung seperti, ginjal, sistem saraf dan saluran
reproduksi, saluran pencernaan, serta kerusakan hati.
Jika keracunan mikotoksin
akut maka akan terjadi penurunan sintesis protein pada hati sehingga terjadi
penurunan fungsi hati, kegagalan metabolisme karbohidrat dan lemak serta
perombakan pembekuan darah
2. Fatty Liver Hemorrhagic Syndrome (FLHS)
Fatty Liver Hemorrhagic
Syndrome (FLHS) sering disebut juga perlemakan hati adalah suatu kondisi berlebihnya lemak dalam hati
pada ayam produktif. Faktor penyebab utama perlemakan hati pada ayam adalah
asupan energi yang berlebihan dalam ransum dan tidak sesuai kebutuhan.
Perbandingan antara energi
dengan protein yang tinggi yang menjadi penyebab tingginya pembentukan lemak.
Defisiensi kalsium juga dapat menyebabkan asupan energi dan protein tinggi
serta menstimulir penimbunan lemak.
Akibatnya akan terjadi
peningkatan bobot badan serta bobot hati yang diikuti dengan penurunan performa
produksi telur, hal tersebut biasanya tergantung tingkat defisiensinya. Konsumsi
pakan berlebih juga dapat mengakibatkan asupan nutrisi yang berlebihan
berlebihan sehingga akan disimpan menjadi lemak.
Bobot badan ayam petelur
perlu diperhatikan dan dijaga agar tetap ideal karena sering terjadi dimana
bobot badan tersebut tidak sesuai dengan umur dan fase produksi, hal tersebut
disebabkan oleh kelebihan akumulasi lemak dalam rongga perut.
Bila dilakukan bedah
bangkai, hati akan tampak bengkak, berwarna pucat kekuningan dan terjadi
pendarahan. Di dalam rongga perut juga akan ada akumulasi lemak dalam jumlah
besar.
Selain karena konsumsi pakan
berlebih, FLHS dapat disebabkan karena variasi dari strain ayam. Perbedaan
genetik pada variasi strain ini mengakibatkan kemampuan bertelur yang berbeda,
sehingga akan merangsang terjadinya perlemakan hati yang disebabkan metabolisme
estrogen secara intensif.
Kondisi ayam yang stress
secara akut juga dapat meningkatkan pembentukan lemak (lipogenesis). Stress
dapat disebabkan dari peningkatan suhu yang tinggi atau sistem kandang baterai
yang kurang baik.
Sistem kandang baterai yang
kurang baik dapat menyebabkan aktivitas ternak dalam pelepasan energi cenderung
turun, akibatnya akan terjadi kelebihan energi dan akan ditimbun menjadi lemak.
3. Penggunaan Obat kimia berlebihan (paracetamol)
Penggunaan paracetamol yang
terus-menerus dalam jangka waktu lama serta takaran dosis yang diberikan tidak
tepat juga dapat menyebabkan kerusakan hati. Paracetamol atau asetaminofen
adalah obat antipiretik (penurun suhu tubuh) dan analgesik (penghilang rasa
sakit) yang sering digunakan untuk terapi pada ayam, layer maupun broiler.
Paracetamol akan diuraikan
di dalam hati dengan hasil metabolit berbentuk senyawa yang belum aktif tetapi
masih bersifat racun (toksik). Jika paracetamol digunakan secara berlebih dan
tidak sesuai dosis yang dianjurkan, maka antioksidan tubuh tidak akan mampu
berikatan dengan paracetamol yang menyebabkan metabolit ini akan bereaksi
dengan enzim-enzim penting dari hati secara bebas, sehingga dapat mengakibatkan
kerusakan yang parah pada hati bahkan kematian
Baca Juga : "PENYEBAB SERTA PENANGGULANGAN FESES
BASAH (WET DROPPING)”
Dampak Kerusakan Hati pada Ayam
Hati yang sudah mengalami
kerusakan tidak dapat melakukan detoksifikasi secepat yang dilakukan oleh hati
yang masih sehat. Jika detoksifikasi terjadi lebih lambat dan hati yang belum
selesai bekerja mendetoksifikasi itu sudah diberi serangan racun-racun yang
harus didetoksifikasi, maka akan lebih banyak racun yang menyebar ke seluruh
tubuh lewat aliran darah
Kerusakan yang terjadi pada
sel hati dapat bersifat sementara dan tetap. Sel hati akan berusaha beradaptasi
mempertahankan hidup dengan memperbaiki sel-selnya sendiri dan biasa disebut
regenerasi.
Namun tidak semua racun
dapat dihancurkan karena kapasitas kerja hati yang tidak cukup kuat sehingga
akan sulit dibuang dari tubuh karena lolos dari proses kerja hati. Akibatnya
racun-racun tersebut menumpuk sebagai lemak di organ-organ penting seperti
hati, otak dan sel sistem saraf.
Hal tersebut dapat
mengakibatkan membran sel normal mengalami kerusakan sehingga keseimbangan
pengeluaran cairan tubuh akan terganggu. Kerusakan membran sel hati dapat menyebabkan
terjadinya peningkatan jumlah air ke dalam sel, sehingga mengakibatkan
sel-selnya menjadi bengkak serta dipenuhi butiran-butiran air.
Hari yang rusak dapat
menyebabkan terganggunya metabolisme sehingga nafsu makan unggas menurun,
akibatnya pertumbuhan ayam dan produksi telur terhambat, serta kekebalan
tubuhnya menurun (imunosupresi).
Cara Pencegahan
Kerusakan hati sulit dilihat
dari luar tanpa bedah bangkai karena tidak memiliki gejala yang spesifik.
Apabila sudah terjadi kerusakan hati maka pertumbuhan dan produksi akan
terganggu. Untuk itu perlu dilakukan langkah-langkah pencegahan dan penanganan
untuk mengurangi risiko penurunan produksi akibat kerusakan hati.
Berikut beberapa cara
pencegahan kerusakan hati, antara lain:
a.
Memperbaiki manajemen kandang
dan memperketat biosekuriti
Manajemen kandang yang baik
serta penerapan biosekuriti secara ketat wajib dilakukan untuk mencegah
penyebaran penyakit penyebab kerusakan hati pada unggas.
b.
Kontrol lama penyimpanan
ransum
Standar Nasional Indonesia
(SNI) telah menetapkan angka ideal untuk kadar air dalam ransum tidak melebihi
14% sehingga tidak memicu tumbuhnya jamur dan memicu mikotoksin. Batas waktu
untuk daya simpan ransum ayam di dalam gudang adalah 21-30 hari terhitung sejak
tanggal produksi (batch). Jika melewati batas waktu tersebut maka ransum akan
mengalami penurunan nutrisi
c.
Manajemen tempat penyimpanan
ransum
Pencegahan juga dapat
dilakukan dengan menjaga kelembaban yang rendah atau <70%, temperatur
ruangan yang ideal 18-24°C. Tempat penyimpanan ransum juga harus bersih dan
terang, memiliki sirkulasi udara yang baik bisa dengan diberi ventilasi, serta
bebas gangguan hama seperti tikus, serangga, dan sebagainya yang dapat merusak
dan mengkontaminasi ransum.
Posisi penyimpanan harus
diatur sesuai dengan waktu kedatangannya pakan (first in first out) dan berikan
alas (pallet) pada tumpukan bahan baku. Kualitas ransum akan menurun jika
penyimpanan yang tidak tepat sehingga akan berakibat pada kesehatan pencernaan
ayam dan mengganggu performa produksi.
d.
Lakukan pembatasan ransum
sesuai kebutuhan
Untuk mencegah perlemakan
yang akan mengganggu fungsi kerja hati maka perlu dilakukan pembatasan ransum.
e.
Kontrol kualitas ransum
secara rutin
Pemeriksaan bahan baku
secara rutin perlu dilakukan untuk menjaga kualitas ransum tetap baik, terutama
saat kedatangan bahan baku atau ransum. Penambahan mold inhibitor dengan asam
propionat (0,5-1,5 g/kg ransum) atau thiabendazole (100 mg/kg ransum) ke dalam
ransum juga dapat menghambat pertumbuhan jamur.
f. Pengurangan penggunaan obat-obat kimia
berlebihan
Kurangi penggunaan
parasetamol dan obat kimia lainnya secara berlebihan atau berikan sesuai dosis
yang berlaku. Pemberian alternatif suplemen herbal juga dapat dilakukan untuk
merawat fungsi organ hati.
Penanganan Kerusakan Hati
Dalam menangani kejadian
kerusakan hati pada ayam dapat melakukan beberapa hal sebagai berikut:
a.
Seleksi bahan baku atau
ransum
Jangan menggunakan bahan
baku atau ransum jika ditemukan kontaminasi yang sangat bangat, tetapi jika
bahan baku atau ransum yang terkontaminasi hanya sedikit dapat melakukan
pencampuran dengan bahan baku atau ransum yang belum terkontaminasi.
b.
Pemberian pengikat
mikotoksin
Bila cemaran toksin telah
ditemukan maka perlu ditambahkan bahan pengikat mikotoksin pada ransum maupun
yang ada di dalam saluran pencernaan dan membuangnya melalui sekresi.
c.
Pemberian multivitamin untuk
daya tahan tubuh
Suplementasi vitamin,
terutama vitamin larut lemak (A, D, E, K), asam amino (metionin dan
fenilalanin) maupun meningkatkan kadar protein dan lemak dalam ransum juga
mampu menekan kerugian akibat mikotoksin.
Posting Komentar untuk "Cegah Kerusakan Hati Pada Ayam"